Diskusi seputar Ibu Kota Negara yang wacana nya akan berpindah selalu menjadi topik yang ramai diperdebatkan. Dari mulai politisi hingga netizen seperti tak ada hentinya berdebat membangun opininya masing-masing.
Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Kajian Pengembangan Perkotaan (HIMA KPP) UI mencoba menghadirkan ruang dialog yang cerdas melalui Seminar Pengembangan Perkotaan bertajuk “IKN, City of Future, What’s Next?”. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hibrid di Kampus UI Salemba, Jakarta, Kamis (31/3/2022) sebagai rangkaian kegiatan perayaan Dies Natalis Kajian Pengembangan Perkotaan ke-21.
“Pro kontra wacana para politisi, aktivis hingga netizen menjadi konsumsi publik di media sosial (Medsos). Menolak lupa esensi seraya menanggalkan polemik sensasi, Mahasiswa KPP UI menggelar seminar hibrid bertajuk IKN, City of Future, What’s Next?,” ujar ketua panitia seminar sebagai mahasiswa KPP UI yang juga Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda.
Dalam seminar tersebut, hadir sebagai narasumber ahli Ketua Komite Tetap Pembinaan dan Pengembangan Konstruksi, Kadin Indonesia Ir. Desiderius Viby Indrayana, M.M., M.T., IPU, Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Ir. Diana Kusumastuti, M.T., Bagian Hukum Staf Kepresidenan Pokja IKN Ade Irfan Pulungan, S.H. dan guru besar SKSG UI Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch., Ph.D. Selain itu tiga mahasiswa KPP UI juga hadir sebagai penanggap, yakni anggota DPR RI, Suryadi Jaya Purnama, anggota DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz dan Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono.
Menurut Joune, sejatinya seminar ini adalah bagian dari pembelajaran di SKSG UI yang bercorak multidisiplin. “Seminar ini adalah mimbar akademik bagi sivitas akademika, khususnya mahasiswa KPP UI untuk berdialektika dalam ruang publik. Penegasannya yakni bahwa dialektika konstruktif berorientasi solusi menjadi demonstrasi mahasiswa dalam koridor kajian ilmiah,” jelasnya.
Direktur SKSG UI Athor Subroto, Ph.D, menyampaikan bahwa SKSG UI senantiasa memfasilitasi proses-proses kreatif dan berpikir yang kritis untuk mewujudkan ilmu baru bersifat strategis dalam menghadapi tantangan global. “Proses kreatif yang kritis dibutuhkan dan pastinya akan kami fasilitasi. Semoga seminar ini dapat menjadi masukan yang konstruktif bagi penyelenggara perkotaan,” terangnya.
IKN Nusantara menjadi kanvas besar yang memadukan tiga konsep perkotaan, yakni forest city, sponge city, dan smart city. “Perencanaan IKN relevan dengan konsep berkelanjutan untuk harmonisasi ekologi alam, lingkungan terbangun dan sistem sosial,” papar Ketua HIMA KPP Dyah Nawang Ratnasari, selaku moderator yang membuka jalannya seminar.
“Jakarta harus bergegas menyusun revisi Undang-Undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagal Ibu Kota NKRI. Kemudian secara holistik membuat konsep mewujudkan Jakarta sebagai kota global dunia bersanding dengan Singapura,” tutur Abdul Aziz, Anggota DPRD DKI Jakarta menanggapi topik seminar tersebut.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok yang juga mahasiswa KPP UI Imam Budi Hartono menegaskan, masyarakat Jabodetabek harus menguatkan kohesi sosial guna menghadirkan kota ideal yang memiliki tiga keunggulan, yaitu interkonektivitas tinggi, ruang teras yang aktif atau active frontage dan ruang terbuka umum atau public open space. “Akademisi dapat mengambil peran kritis kajian pengembangan perkotaan berbasis riset,” pungkasnya.